Rabu, 09 Oktober 2013

Memberi dengan sukarela itu menyehatkan...

langsung saja saya akan memulai sebuah kutipan yang menyatakan bahwa menurut sebuah penelitian, " Memberi atau menolong orang lain dapat mengurangi stress dan rasa sakit, serta meningkatkan hormon endorfin, yaitu hormon yang memberi rasa senang dan bahagia, serta mengurangi rasa sakit. Hasil riset lain juga menunjukan bahwa menolong orang lain secara sukarela dapat meningkatkan kebugaran tubuh dan angka harapan hidup
John Davison Rockefeller, pengusaha minyak dari Amerika Serikat. Ia seorang yang kaya raya,
namun tidak pernah bahagia dan sulit tidur. Bahkan dokter telah mem-vonis dirinya tidak bisa bertahan hidup lama, tapi dokter juga manusia bro, yang menentukan hidup bukan dokter, tapi tetap yang menciptakan kita yaitu Allah SWT. Mendengar Vonis dokter tersebut, Ia ingin menggunakan sisa waktu hidupnya untuk menolong orang miskin. Dan, diapun mengalami keajaiban. Kesehatannya justru membaik. Bahkan Ia mampu bertahan hidup hingga usia 98 tahun. Setelah meninggal dunia namanyapun dikenang sebagai seorang yang dermawan.

Menurut Prof. David McClelland, peneliti dari Harvard University, melakukan sesuatu yang positif terhadap orang lain dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Sebaliknya, oranng yanng kikir akan cenderung mudah terserang penyakit. Mengapa ? tanyakan pada rumput yang bergoyang, itu kata Ebiet...he he he, sebab orang kikir terlalu mencintai uang. Apabila uangnya berkurang walau hanya sedikit, ia akan stress dan tubuhnya akan memproduksi hormon kortisol, hormon yang dapat mengurangi kekebalan tubuh. Nah lo...kalau begitu jangan pelit yak ? supaya tidak mudah tterserang penyakit ! he he he
Oleh karena itu agama mengajarkan bahwa sebagian harta kita ada hak orang lain didalamnya, tugas kita untuk menyalurkannya.

Ternyata, Bill Gates dan Warren Buffet menyumbang 70 - 90 % kekayaan mereka untuk kegiatan sosial tidak lantas jatuh miskin karenanya. Dari tahun ke tahun, kekayaan mereka justru semakin bertambah, dan terus bertambah hingga berkali-kali lipat. 

Memberi sesuatu jangan menunggu kita kaya, beberapa waktu yang lalu ada kisah yang dimuat disebuah acara TV swasta ( On The Spot ) yang merupakan cuplikan dari Youtube yang kebetulan saya menyaksikannya waktu itu. sebut saja namanya Bai Fang Li, seorang tukang becak yang hanya tinggal disebuah gubuk reot yang rela membagikan semua penghasilan dari dia menarik becaknya untuk sebuah yayasan Yatim Piatu di Tianjin, dinegara mana ya ? kota Tianjin. Saat usianya 90 tahun, ia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 atau sekitar 650 ribu rupiah yang disimpannya dalam suatu kotakke sekolah Yao Hua.
" Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi, saya tidak dapat menyumbang lagi. Mungkin, ini adalah uang terakhir yang dapat saya sumbangkan, " katanya dengan sendu. Semua guru disekolah itu pun menangis mendengar ungkapan dari Bai Fang Li.
Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun dalam kemiskinan, namun hatinya kaya...nggak kayak kita yang sukanya mengeluh terus, karena selalu merasa kekurangan dalam hidup. Namun total sumbangan yang telah beliau berikan kepada yayasan mencapai RMB 350.000 atau sekitar 455 juta rupiah.

Sebagai penutup ada kutipan sebuah Syair.
" Uang receh yang engkau jatuhkan kedalam tangan-tangan rapuh yang terulur dihadapanmu adalah satu-satunya rantai emas yang mengikat hatimu yang mulia dengan hati Tuhan yang penuh cinta." ( Kahlil Gibran )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar