![]() |
Senin 07 mei 2012 ( 07.40 WIB ) |
Berdasarkan sifatnya, sampah dibagi menjadi dua golongan :
- Sampah Organik atau dapat diurai (degradable), yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
- Sampah Anorganik atau tidak dapat terurai (undegradable), yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
Cerita ini berawal dari pertemuan saya dengan sebut saja Bapak Ahmad, seorang kakek dengan usia yang sudah lebih dari setengah abad yang berjalan menyusuri sebuah koridor pelabuhan dengan membawa sebatang kayu yang diujungnya terdapat jaring kecil melingkar, ketika itu saya baru saja turun dari sebuah pompong ( perahu motor ) dari pulau seberang, ketika saya melihat beberapa botol yang mengapung di laut itu berasal dari mana ? maka Bapak Ahmad menyebutkan bahwa sampah botol maupun bungkus makanan itu berasal dari kolong kedai yang ada disekitar pelabuhan tersebut, yang terapung terbawa arus ketika air laut naik atau pasang.
Beliau bilang kepada saya bahwa sebentar lagi juga akan ada petugas yang akan membersihkan sampah itu dengan armada pompong khusus sampah, sambil mata Beliau dengan teliti melihat kumpulan sampah kaleng Aluminium sisa minuman yang hendak Beliau pungut dari air, berapa Bapak bisa jual kaleng itu ke pengepul ? sembilan ribu untuk kaleng aluminium per kilonya, sedangkan untuk botol plastik dihargai tujuh ratus rupiah per kilo, namun Pak Ahmad hanya mencari kaleng aluminium saja untuk dipungut dan dijual ke pengepul, setiap harikah Bapak mencari kaleng ? tanya saya...Iya, Bapak setiap pagi menyusuri jalan sepanjang pelabuhan untuk memungut kaleng aluminium sisa minuman, sebelum petugas kebersihan datang dan membersihkan seluruh area pelabuhan.
Ada beberapa ide di benak saya ketika Bapak Ahmad menjadikan sebuah sampah anorganik menjadi suatu yang mempunyai nilai komersial, mungkin ada baiknya kita sebagai Masyarakat atau konsumen dari berbagai produk hasil dari Perusahaan atau produsen dan Pemerintah selaku pemegang peraturan duduk satu meja untuk membahas akan pentingnya pengolahan sampah atau proses daur ulang sampah anorganik, sebab masalah sampah memang tanggung jawab dari kita semua, demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat untuk menciptakan keseimbangan lingkungan terutama ekosistem di Laut, Negara Kita Indonesia yang merupakan Negara Kepulauan yang sangat potensial untuk Pengembangan Wisata Laut.
Salam untuk Anak Negeri...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar